Sabtu, 25 Juni 2016

Permasalahan Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini



Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan kepada orang lain, baik secara lisan atau secra tertulis.
Tidak menutup kemungkinan akan ditemukan anak usia dini yang mengalami kesulitan  dalam berbahasa, tidak mampu memahami bahasa lisan, tidak mampu mengutarakan isi hati dengan kaimat, berbicara tidak jelas, gagap, dsbnya. Terkait masalah di atas berikut ini penulis mencoba membahas tentang perkembangan bahasa pada anak usia dini.Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bahasa merupakan alat yang penting untuk berkomunikasi bagi setiap orang. Seorang anak akan mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Penguasaan  keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa  seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya  menggunakan bahasa, sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. 
a.                  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa
Pengenalan bahasa yang lebih dini dibutuhkan untuk memperoleh ketrampilan bahasa yang baik Dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja” Syamsu Yusuf mengatakan bahwa perkembangan bahasa dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu: faktor kesehatan, intelegensi, statsus sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
Secara rinci dapat diidentifikasi sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
1.      Kognisi (Proses memperoleh pengetahuan )
Tinggi rendahnya kemampuan kognisi individu akan mempengaruhi cepat lambatnya perkembangan bahasa individu. Ini relevan dengan pembahasan sebelumnya bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara pikiran dengan bahasa seseorang.
2.      Pola komunikasi dalam keluarga
Dalam suatu keluarga yang pola komunikasinya banyak arah akan mempercepat perkembangan bahasa keluarganya.     
3.      Jumlah keluarga
Suatu keluarga yang memiliki banyak anggota keluarga, perkembangan bahasa anak lebih cepat, karena terjadi komunikasi yang bervariasi dibandingkan dengan yang hanya memiliki anak tunggal dan tidak ada anggota lain selain keluarga inti.
4.                  Posisi urutan kelahiran
Perkembangan bahasa anak yang posisi kelahirannya di tengah akan lebih cepat ketimbang anak sulung atau anak bungsu. Hal ini disebabkan anak sulung memiliki arah komunikasi ke bawah saja dan anak bungsu hanya memiliki arah komunikasi ke atas saja.
5.                  Kedwibahasaan (Pemakaian dua bahasa)
Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang menggunakan bahasa lebih dari satu atau lebih bagus dan lebih cepat perkembangan bahasanya ketimbang yang hanya menggunakan satu bahasa saja karena anak terbiasa menggunakan bahasa secara bervariasi. Misalnya, di dalam rumah dia menggunakan bahasa sunda dan di luar rumah dia menggunakan bahasa Indonesia.
A.    Faktor yang mempengaruhi masalah bahasa pada anak
Menurut  Syamsu   Yusuf   (2004)   faktor-faktor  yang    mempengaruhi perkembangan bahasa anak adalah kesehatan, intelegensi, status sosial ekonomi, jenis kelamin, dan hubungan keluarga.
1.      Faktor   kesehatan. 
 Kesehatan   merupakan    faktor    yang    sangat  mempengaruhi perkembangan bahasa anak, terutama pada usia awal kehidupannya. Apabila anak pada usia dua tahun pertama sering mengalami sakit-sakitan maka anak tersebut cenderung akan mengalami keterlambatan atau kesulitan dalam perkembangan bahasa.
2.      Intelegensi. 
Perkembangan bahasa anak dapat dilihat dari tingkat intelegensinya, anak yang perkembangan bahasanya cepat, pada umumnya mempunyai intelegensi normal atau di atas normal.
3.      Status sosial ekonomi keluarga.
Beberapa studi menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mengalami kelambatan dalam perkembangan bahasanya dibanding dengan anak yang berasal dari keluarga yang lebih baik status ekonominya, hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kecerdasan atau kesemoatan belajar (keluarga miskin diduga kurang memperhatikan perkembangan bahasa anaknya), atau kedua-duanya.
4.      Jenis kelamin
Pada tahun pertama tidak ada perbedaan vokalisasi antara wanita dan pria, tetapi pada usia dua tahun anak perempuan menunjukkan perkembangan yang lebih cepat dari anak laki-laki.
5.                  Hubungan keluarga.
Hubungan yang sehat antara orang tua dengan anak (penuh perhatian dan kasih sayang dari orang tuanya) memfasilitasi perkembangan bahasa anak, dan begitu sebalikya hubungan yang tidak sehat bisa menyebabkan perkembangan bahasa anak cenderung akan mengalami stagnasi atau kelainan, seperti gagap dalam berbicara, tidak jelas dalam mengungkapkan kata-kata, merasa takut untuk mengungkapkan pendapat, dan berkata yang kasar atau tidak sopan.


B.       Keterlambatan dan bahaya (gangguan) di dalam perkembangan bicara pada anak.
Apabila tingkat perkembangan bicara berada dibawah tingkat kualitas perkembangan bicara anak yang umumnya sama yang dapat diketahui dari ketepatan penggunaan di dalam kosa kata (bahasa) anak tersebut pada saat bersama teman sebayanya bercakap-cakap/berbicara menggunakan kata-kata terus dianggap muda diajak bermain dengan kata-kata. Keterlambatan berbicara tidak hanya mempengaruhi penyesuaian akademis dan pribadi anak pengaruh yang paling serius adalah terhadap kemampuan membaca pada awal anak masuk sekolah. Banyak penyebab keterlambatan bicara pada anak umumnya adalah rendahnya tingkat kecerdasan yang membuat anak tidak mungkin belajar berbicara sama baiknya seperti teman-teman sebayanya, yang kecerdasannya normal atau tinggi kurang motivasi karena anak mengetahui bahwa mereka dapat berkomunikasi secara memadai dengan bentuk prabicara dorongan orang tua/orang dewasa, terbatasnya kesempatan praktek berbicara karena ketatnya batasan tentang seberapa banyak mereka diperbolehkan berbicara dirumah.
Salah satu penyebab tidak diragukan lagi paling umum dan paling serius adalah ketidakmampuan mendorong/memotivasi anak berbicara, bahkan pada saat anak mulai berceloteh. Apabila anak tidak diberikan rangsangan (stimulasi) didorong untuk berceloteh, hal ini akan menghambat penggunaan didalam berbahasa/kosa kata yang baik dan benar.
Kekurangan dorongan tersebut merupakan penyebab serius keterlambatan berbicara anak terlihat dari fakta bahwa apabila orang tua tidak hanya berbicara kepada anak mereka tetapi juga menggunakan kosa kata yang lebih luas dan bervariasi, adapun kemampuan anak didalam berbicara yang berkembang sangat pesat dan cepat yaitu contohnya : anak-anak dari golongan yang lebih atau menengah yang orang tuanya ingin sekali menyuruh mereka (anak) belajar berbicara lebih awal (cepat) dan lebih baik. Sangat kurang kemungkinannya mengalami keterlambatan berbicara pada anak. Sedangkan anak yang berasal dari golongan yang lebih rendah yang orang tuanya tidak mampu memberikan dorongan tersebut bagi mereka, apakah kekurangan waktu/karena mereka tidak menyadari betapa pentingnya suatu perkembangan bicara pada anak didik tersebut.
Gangguan/bahaya didalam perkembangan bicara pada anak yaitu :
1. Kelemahan didalam berbicara (berbahasa) kosa kata
2. Lamban mengembangkan suatu bahasa/didalam berbicara
3. Sering kali berbicara yang tidak teratur
4. Tidak konsentrasi didalam menerima suatu kata (bahasa) dari orang tua/guru.
Kesalahan yang umum didalam pengucapan/bahasa (berbicara) pada anak yaitu :
1.      Menghilangkan satu suku kata/lebih biasanya terletak ditengah-tengah kata contohnya : “buttfly” padahal “butterfly”.
2.      Mengganti huruf / suku kata seperti “ tolly ” padahal “ Dolly ”, “handakerchief” padahal “handkerchief”.
3.      Menghilangkan huruf mati yang sulit untuk diucapkan oleh anak contohnya : z,w,s,d, dan g
4. Huruf-huruf hidup khususnya O yang paling sulit dikatakan anak (diucapkan)
5. Singkatan gabungan huruf mati yang sulit diucapkan oleh anak contohnya : “st, sk, dr, fl, str”.

C.      Perkembangan berbicara merupakan suatu proses yang sangat sulit dan rumit. Terdapat beberapa kendala yang sering kali dialami oleh anak, antara lain:

1.      Anak cengeng.
Anak yang sering kali menangis dengan berlebihan dapat menimbulkan gangguan pada fisik maupun psikis anak. Dari segi fisik, gangguan tersebut dapai berupa kurangnya energi sehingga secara otomatis dapat menyebabkan kondisi anak tidak fit. Sedangkan gangguan psikis yang muncul adalah perasaan ditolak atau tidak dicintai oleh orang tuanya, atau anggota kcluarga lain. Sedangkan rcaksi sosial tcrhadap tangisan anak biasanya bernada negatif. Oleh karena itu pcranan orang tua sangat penting untuk menanggulangi hal tersebut, salah satu cara untuk mengajarkan komunikasi yang efektif bagi anak.
2.      Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
Sering kali anak tidak dapat memahami isi pembicaraan orang tua atau anggota keluarga lain. Hal ini disebabkan kurangnya perbendaharaan kata pada anak. Di samping itu juga dikarenakan orang tua sering kali berbicara sangat cepat dengan mempergunakan kata-kata yang belum dikenal oleh .anak. Bagi keluarga yang mcnggunakan dua bahasa (bilingual) anak akan. lebih banyak mengalami kesulitan untuk memahami pembicaraan orang tuanya atau saudaranya yang tinggal dalam satu rumah. Orang tua hendaknya selalu berusaha mencari penyebab kesulitan anak dalam memahami pembicaraan tersebut agar dapat memperbaiki atau membetulkan apabila anak kurang mengerti dan bahkan salah mengintepretasikan suatu pembicaraan.

a.                  Bahasa anak dapat berkembang cepat, jika :

1.      Anak berada di dalam lingkungan yang positif dan bebas dari tekanan.
Lingkungan yang kaya bahasa akan menstimulasi perkembangan bahasa anak. Stimulasi tersebut akan optimal jika anak tidak  merasa tertekan. Anak yang tertekan dapat menghambat kemampuan bicaranya. Dapat ditemukan anak gagap yang disebabkan karena tekanan dari lingkungannya.
2.      Menunjukkan sikap dan minat  yang tulus pada anak.
Anak usia dini emosinya masih kuat. Karena itu pendidik harus menunjukkan minat dan perhatian tinggi kepada anak. Orang dewasa perlu merespon anak dengan tulus.
3.      Menyampaikan pesan verbal diikuti dengan pesan non verbal.
Dalam bercakap-cakap dengan anak, orang dewasa perlu menunjukkan ekspresi yang sesuai dengan ucapannya.  Perlu diikuti gerakan, mimik muka, dan intonasi yang sesuai.Misalnya : orang dewasa  berkata,”saya senang” maka perlu dikatakan dengan ekspresi muka senang, sehingga anak mengetahui seperti apa kata senang itu sesungguhnya.
4.      Melibatkan anak dalam komunikasi.
Orang dewasa perlu melibatkan anak untuk ikut membangun komunikasi. Kita menghargai ide-idenya dan memberikan respon yang baik terhadap bahasa anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar