Sabtu, 25 Juni 2016

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK



Pada bulan mei 1996 telah diadakan seminar setengah hari oleh majalah intisari dengan tema “Mana yang lebih penting: IQ atau EQ.” judul tersebut agak mengherankan saya, karena IQ dan EQ bukanlah dua hal yang saling bertentangan, bahkan sering kali saling menunjang. Namun dapat dimengerti bahwa dalam upaya agar dengan dimunculkannya tema yang amat catching (menarik perhatian) ini, perhatian terhadap seminar tertingkatkan.
a.      TUMBUH KEMBANG ANAK
                Manusia belajar, tumbuh dan berkembang dari pengalaman yang diperolehnya melalui kehidupan keluarga, untuk sampai pada penemuan bagaimana ia menempatkan dirinya ke dalam keseluruhan kehidupan dimanaia berada. Namun perkembangan manusia tidak dimulai dari suatu tabula rasa melainkan mengandung sumber daya yang memiliki kondisi social cultural, fisik dan biologis yang berbeda-beda, yang tidak dapat dilihat terlepas dari kondisi social, cultural, fisik dan biologis dalam lingkungannya. Dengan demikian selain sekolah dan guru, lingkungan keluarga dan orang tua  juga memainkan peranan penting dalam tumbuh kembang putra-putrinya. Berbagai perbedaan cirri ini berkenaan dengan factor perkembangan yang ikut mempengaruhi peserta belajar yang akan dijelaskan pada uraian di bawah ini.

b.      FAKTOR UTAMA YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
                Piaget berbicara tentang skema (scheme), yang adalah unit dasar kognisi seorang. Istilah behavioristic untuk skema ini adalah respons atau kebiasaan (habit) (Good dan Brophy, 1990). Namun Piaget membedakan dua jenis scheme, yaitu yang sensorimotorik umpama keterampilan berjalan, membuka botol, dan cognitive scheme seperti pengembangan konsep, berpikir, pemahaman dan sebagainya.
                Dua mekanisme adaptasi terkait dalam setiap tindakan, yaitu yang disebut akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah perubahan respons terhadap tuntutan lingkungan yang mencakup perkembangan scheme baru dari adaptasi scheme yang sudah ada, terhadap situasi baru. Asimilasi secara umum diartikan dalam istilah behavioristic sebagai transfer atau proses member respons terhadap stimulus tertentu. Dengan menggunakan scheme yang sudah ada, semua tindakan yang disebut belajar mencakup asimilasi dan akomodasi (Hall, 1983). Maka belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistic dan bermakna yang dating dari dalam diri seseorang terhadap situasi baru, sehingga mengalami perubahan yang relative permanen. Berbeda dari para behavioris, Piaget percaya bahwa harus ada kesiapan (readiness) dan kematangan (maturity) dari dalam diri seseorang sebelum perubahan tersebut terjadi.
c.       FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR ANAK
1.1  Pemenuhan kebutuhan psikologis
                Secara umum diketahui bahwa dalam perkembangan anak perlu dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu primer, pangan, sandang dan perumahan serta kasih sayang, perhatian, penghargaan terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan dirinya.
                Pemenuhan kebutuhan dalam perkembangan ini banyak tergantung dari cara lingkungannya berinteraksi dengan dirinya. Sebagaiman orgenisme ditentukan secara alamiah oleh sifat-sifat keturunan dan ciri-ciri yang unik yang dibawa sejak lahir, perkembangan organism itu juga ditentukan oleh cara-cara lingkungan berinteraksi dengan individu, yaitu melalui pendekatan yang sifatnya memberikan perhatian, kasih sayang dan peluang mengaktualisasikan diri.
1.2  Inteligensi, emosi dan motivasi
                Prestasi belajar, kita ketahui semua, bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh factor-faktor non-kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta juga berbagai pengaruh lingkungan.
                Pengembangan potensi anak mencapai aktualisasi optimal bukan saja dipengaruhi factor bakat, melainkan juga faktor lingkungan yang membimbing dan membentuk perkembangan anak. Perkembangan seluruh kepribadiannya selain dilator belakangi kedua faktor tersebut di atas juga terkait dengan kemampuan intelektual, motivasi, pengetahuan dan konsep dirinya.
1.3  Pengembangan kreativitas
                Setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda-beda dan yang terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan.
                Berfungsinya otak kita, adalah hasil interaksi dari cetakan biru (blue print) genetis dan pengaruh lingkungan itu.
1.4  Interpretasi
                Mencatat ciri khas suatu obyek suatu tahap perkembangan atau kejadian untuk menghubungi pengamatan yang satu dengan yang lain, merupakan pola-pola yang harus dideteksi dalam suatu rangkaian pengamatan (beberapa kejadian berkaitan harus ditemui).


1.5  Ramalan
Pola dan hubungan yang sudah diamati digunakan untuk meramalkan kejadian yang belum diamati. Suatu ramalan adalah suatu terkaan bila tidak didasarkan pada hubungan yang diketahui ada, melalui observasi hari ini atau pada masa yang lalu.
                Ramalan ini bisa merupakan prakiraan secara analogi atau merupakan tindakan menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, maupun  menggunakan pengalaman baru sebagaiman timbul dalam usaha menterjemahkan apa adanya.
1.6  Eksperimen dan/atau penerapan konsep/teori
                Perencanaan penelitian yang bertolak dari pertanyaan apa yang harus dijawab secara jelas (penemuan masalah), hipotesa apa yang mau dicoba atau apa yang diujicobakan, nilai apa yang dianut, kejelasan tentang dan mempu melihat persoalan apa yang harus dijawab dalam arti penelitian empirik atau penyajian nilai, adalah bagian dari keseluruhan kegiatan intelektual yang memiliki kadar mental yang tinggi dalam pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar