Belajar sebagai suatu proses, maka ia mempunyai metode yang
harus dimiliki. Pembelajaran pada PAUD mempunyai metode seperti layaknya
pembelajaran yang umum. Namun dalam perlakukaannya pembelajaran di PAUD berbeda
dari segi kondisi perkembangan kognitif sang anak. Metode pembelajaran untuk
anak usia dini hendaknya menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain,
bergerak dan bernyanyi, dan belajar. Beberapa metode yang sering digunakan
dalam pembelajaran anak usia dini antara lain:
Circle the Time (Lingkari Kalender): Pembelajarn dihubungkan dengan kalender dan waktu. Guru
menandai tanggal-tanggal pada kalender yang terkait dengan berbagai kegiatan
hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional. Selanjutnya guru mendesain
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema-tema dasar sesuai hari tersebut.
Show and Tell (Presentasi dan Cerita): Metode ini digunakan untuk mengungkap kemampuan, perasaan,
dan keinginan anak. Setiap hari guru harus menyuruh dua atau tiga anak untuk
bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak bercerita guru dapat
melakukan asassmen untuk anak, dan melanjutkan topik yang dibicarakan anak
untuk pembelajaran.
Small Project (Proyek Sederhana): Metode ini melatih anak bekerjasama dalam kelompok kecil
3-4 orang, setiap kelompok diberi proyek kecil, misal menemukan berbagai jenis
daun dan mengecapnya dengan berbagai warna disehelai manila. Anak-anak dalam
satu kelompok menghasilakn satu karya. Begitu pula dengan proyek pengamatan dan
percobaan, metode ini dapat melatih anak bekerjasama dan mengembangkan
kemampuan sosial.
Big Team (Kerja Kelompok Besar): Metode ini menggunakan kelompok besar, yaitu satu kelas
penuh membuat sesuatu, misalnya mendirikan tenda yang besar didalam kelas.
Kunjungan:
Anak sangat senang melihat langsung berbagai kenyataan yang ada dimasyarakat
melalui kunjungan. Berbagai kegiatan kunjungan seperti ke museum, perpustakaan,
pasar, pemadam kebakaran, lapangan, rumah teman, dan lainnya dapat memberikan
inspirasi anak untuk mengenal dan mengembangkan cita-citanya (learning to be).
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL KELOMPOK
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan TK-TK di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak TK yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SUDUT
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL AREA
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SENTRA
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain.
Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain.
Pelaksanaan model pembelajaran terakhir ini sekarang masih berada pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh beberapa TK yang diperkirakan memungkinkan, karena model ini membutuhkan persiapan yang cukup matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap.
Masing-masing model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta faktor pendukung lainnya.
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan TK-TK di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak TK yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.
Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SUDUT
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL AREA
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SENTRA
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain.
Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain.
Pelaksanaan model pembelajaran terakhir ini sekarang masih berada pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh beberapa TK yang diperkirakan memungkinkan, karena model ini membutuhkan persiapan yang cukup matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap.
Masing-masing model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta faktor pendukung lainnya.
A.
Model
Pembelajaran
Model
pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses
rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi
dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri
anak. Adapun komponen
model pembelajaran meliputi : konsep,
tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure, metode,
alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.
Penyusunan model pembelajaran
di RA didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester,
Rencana kegiatan mingguan (RKM), dan Rencana kegiatan harian (RKH). Dengan demikian
model pembelajaran merupakan gambaran konkrityang dilakukan pendidik dan
peserta didik sesuai dengan Rencana kegiatan harian.
Ada beberapa model pembelajaran
yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model
Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan pengaman, Model Pembelajaran Berdasarkan
Sudut-sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model Pembelajaran
Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya
menggunakan langkah-langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu : kegiatan
awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir atau penutup.
Kegiatan pendahuluan adalah
kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian,
membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan proses untuk mencapai kemampuan dasar
yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan
partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen,
elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan
untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatanya berupa menyimpulkan,
umpan balik dan tundak lanjut.
a).
Model Pembelajaran Klasikal
Model pembelajaran klasikal adalah pola
pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak
sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran ini merupakan model
yang paling awal digunakan dipendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran
yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu
anak. Seiring dengan perkembangan teori
dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.
b). Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak
digunakan RA di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu
berkembang. Kini sudah banyak RA yang menggunakan model pembelajaran yang lebih
variatif.
Dalam
model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola
pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan
yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam
kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat
anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya,
maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain
tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat
bermain pada tempat tertentu didalam kelas yang telah disediakan guru yang
disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan
alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau
sub tema yang dibahas.
c). Model Pembelajaran Sudut
Kegiatan belajar mengajar dengan sudut model pembelajaran
berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran
hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan
merupakan pusat kegiatan berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan pada
sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti,
disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
d). Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan Area
lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan
kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelanjarannya dirancang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya
dan menekankan peda pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan
kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses
pembelajaran.
Pembelajaran area menggunakan
sepuluh area, yaitu : area ibadah/imtak,
balok, bahasa, drama, matematika, IPA, music, seni/motorik halus, pasir dan
air, membaca dan menulis.
Area belajar pada pembelajaran
berdasarkan minat antara lain :
Area Ibadah/Imtak
Maket masjid, gambar tata cara
shalat, ambar tata cara berwudu, sajadah, mukena, paci, kain sarung, kerudung,
buku iqra, kartu huruf hijaiyah, tasbuh, juz ‘amma, Alquran, dan sebagainya
yang meliputi alat-alat permainan lima aspek rukun Islam dari syahadah sampai
dengan haji.
Area Balok
Balok-balok berbagai ukuran dan warna,
logo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dan triplek berbagai
ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan tiruan (laut, udara dan darat),
rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan
warna, korek api, lidi, tusuk es krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus
bekas, dan sebagainya.
Area Berhitung/Matematika
Lambang bilangan, kepingan
geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan,
pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup
botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, pnggaris, meteran, buku tulis,
puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar,
kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.
Area IPA
Macam-macam gambar binatang,
gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan
tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hiaju, beras), kerang,
batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnit, mikroskop, kaca pembesar, pipet,
tabung ukur, timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas ukuram, gelas pencampur
warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda kasar halus (batu,
batu-bata, amplas, besi, kayu, kapas, dll), benda-benda pengenalan berbagai
macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe, dll), berbagai macam
bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun
salam, jahe, kunyit, jinten, dll).
Area Musik
Seruling, kastanyet, meracas, organ
kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, wood block, kulintang,
angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya.
Area
Bahasa
Buku-buku cerita, gambar seni, kartu kategori kata,
nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama-
hari, kartu nama-nama bulan, majalah peserta didik, Koran, macam-macam gambar
sesuai tema, dan sebagainya.
Area
Membaca dan Menulis
Buku-buku
perpustakaan, buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata,
kartu gambar, dan sebagainya.
Area
Drama
Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil,
meja-kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, tempat gosokan,
setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir,
kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas,
cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan (cobek),
mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender,
sikat gigi, odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju
dokter-dokteran, dan sebagainya.
Area
Pasir/Air
Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung,
garpu garuk, botol-botol, plastic, tabung air, cangkir plastic, literan air,
corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan
pasir/cetakan-cetakan ager berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.
Area
Seni dan Motorik
Meja
gambar, meja-kursi peserta duduk, krayon, pensil berwarna, pensil 2B, kapur
tulis, arang, buku gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting, kertas
warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa, dan sebagainya.
e). Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran
yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam ‘lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat
dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan
sbelum dan sesudah bermain.
Sentra
bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai pijakan lingkungan
yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam
berbagai aspek perkembangan secara seimbang, serba seimbang. Sentra yang dibuka
setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap RA.
Pembelajaran
yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai
akhir dan focus oleh satu kelompok usia RA dalam satu sentra kegiatan. Setiap
sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermainyaitu bermain
sensorimonitor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif
(membangun pemikiran anak).
Bermain
sensorimonitor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan
menghasilkan sebagai gerakan sebagai reaksinya. Anak RA belajar melalui panca
inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar
air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain. Bermain peran terdiri
dari bermain makro (besar) bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik),
pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Anak bermain dengan benda
untuk membantu menghadirkan konsep yang telah dimilikinya.
Bermain
konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk
mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua
jenis bermain konstrusi, yaitu bermain konstruksi sifat cair (air, pasir,
spidol, dll) dan bermain konstruksi terstruktur (balok-balok, lego, dll).
Sentra bermain terdiri dari :
1). Sentra Bahan Alam
dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun,
ranting, kayu, pasir, air, bata, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang
digunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain. Sentra ini
memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain
sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi
bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan
dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahtangan dan menstimulasi
system kerja otak anak.
2). Sentra Block
Sentra block berisi berbagai macam block dalam berbagai
bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara menyusun/menggunakan balok,
mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan
berpikir dan memecahkan masalah.
3). Sentra Seni
Bahan-bahan
yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting,
kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar.
Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan
ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil
karya) melalui metode proyek.
4). Sentra Bermain Peran
Sentra bermain peran
terdiri dari : sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model.
Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi,
rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan
nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan
berbagai macam peran. Pemilihan berbagai macam benda untuk bermain peran tergantung dari minat
anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga” dengan alat-alat yang dibutuhkan
peralatan dapur dan lain-lain.
5). Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata,
kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan
persiapan menulis serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan
membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong
kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar
ketrampilan social (berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah).
6). Sentra Agama
Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat
ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan
sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan
beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan
suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang
konkrit bagi anak.
7). Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol
beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle, dan lain-lain.
Sentra music memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam
menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang
dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama, birama(ketukan),
dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang
mendukung, misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
Dalam
mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan adalah
densitas dan intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang
disediakan, sedangkan intensitas berkaitan dengan waktu yang diperlukan.
Untuk
membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam model
pembelajaran sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang
disesuaikan dengan perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan
lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain, dan
pijakan setelah bermain.
1. Pijakan lingkungan bermain dilakukan
dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan
jadwal kegiatan yang telah disusun untuk
memberikan gagasan kepada anak agar dapat mengembangkan semua potensinya
secara optimal.
2. Pijakan sebelum bermain merupakan
kegiatan awal dimana guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan
bermain di sentra.
3. Pijakan selama bermain adalah dukungan
yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap
perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.
4. Pijakan pengalaman setelah bermain
merupakan kegiatan dimana guru memperkuat konsep yang telah dipeoleh anak
selama bermain.
3. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
SUDUT KEGIATAN
Model pembelajaran ini menyediakan
sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat
anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang
beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema
dan subtema yang dibahas. Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam
mengembangkan model pembelajaran berdasarkat sudut kegiatan ini adalah sebagai
berikut :
a. Pengelolaan Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan Sudut-sudut
Kegiatan adalah :
· Pengaturan alat bermain dan
perabot ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya ruangan, disesuaikan dengan
kegiatan yang akan dilaksanakan, khusunya pada sudut-sudut kegiatan.
· Sumber belajar dan
hasil kegiatan anak dapat dipajang dipapan atau dinding ruangan. Hasil karya
anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.
· Setelah digunakan untuk
pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian rupa sehingga
dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemadirian,
tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan
sebagainya.
b. Langkah-langkah Kegiatan
1) Kegiatan Awal (± 30 menit).
Kegiatan yang dilaksanakan adalah
bernyanyi, berdo`a, mengucapkan salam, membicarakan tema/sub tema, diskusi
kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan kegiatan fisik/motorik.
2) Kegiatan Inti ((± 60 menit)
secara individual disudut-sudut kegiatan.
Sebelum melaksanakan kegiatan inti,
guru bersama anak membicarakan tugas-tugas yang diprogramkan di sudut-sudut
kegiatan. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan
disetiap sudut kegiatan yang diprogramkan. Sudut yang dibuka setiap hari di
sesuaikan dengan indicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang
ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang disukai sesuai
dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai dengan minatnya
tanpa ditentukan oleh guru.
3) Istirahat/Makan ((± 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan
pembiasaan yang baik, misalnya mencuci tangan, berdo`a sebelu dan sesudah
makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis makanan, menumbuhkan rasa sosial
dan kerjasama, membereskan dan merapikan alat-alat makan dan sebagainya.
4) Kegiatan Akhir ((± 30 menit)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara
klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, gotong royong membersihkan
kelas, diskusi kegiatan sehariyang telah dilakukan, informasi kegiatan esok
hari, berdo`a, dan mengucapkan salam.
c. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model
pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran kelompok dengan
Kegiatan Pengaman, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru
mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik
maupun program kegiatan sebagai dasar bagi keperluan penialian.
4. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
AREA(MINAT)
Model ini pada dasarnya hampir sama
dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih
memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai
dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan
pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan
pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
Model ini merupakan pendekatan yang
sangat efektif yang dikembangkan dalam pembelajaran secara individu. Pendekatan
ini sangat membantu anak dalam mengumpulkan benda-benda yang telah disusun
disekitar satu atau lebih dimana anak dapat berinteraksi dengan media tersebut.
Dengan demikian kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk
bergerak melakukan atau aktif belajar yang telah dipilihnya. Dengan system area
ini pengalaman belajar anak lebih banyak dan anak lebih kreatif.
Mengapa menggunakan “ Sistem Area “?
Setiap anak
yang dilahirkan adalah unik dan punya banyak perbedaan, satu dengan yang lain
tidak akan sama. Oleh karenanya muncullah pendekatan pembelajaran dengan
menggunakan system area sebagai antisipasi terhadap perbedaan cara belajar,
motivasi, kemampuan dan minat anak. Sehingga anak dapat membuat kesimpulan
sendiri dari setiap hal yang dipelajarinya.
Sistem Area
ini menuntut guru lebih kreatif dalam memilih kegiatan dan mengkonstruksi area
yang atraktif. Guru adalah fasilitator, anak yang kurang mampu harus dimotivasi
dan yang lebih diberi kegiatan yang lebih memacu semangat belajar. Ada beberapa
kegiatan yang bisa dipilih anak untuk area ini :
1.Permainan dalam bentuk board.
2. Kartu perintah
3. Permainan kartu
4. Benda-benda tiruan
|
5.Tape dan rekaman
6.Aktivitas seni (panggung boneka)
7. Puzlle
|
Macam – macam “ Area “ :
1. Area Pasir dan Air
2. Area Drama
3. Area Membaca dan Menulis
4. Area Bahasa
5. Area IPA / Sains
|
6. Area Musik
7. Area Agama / Ibadah
8. Area Balok
9. Area Matematika
10. Area Seni, Motorik Halus.
|
Langkah-langkah menyusun kegiatan
model pembelajaran berdasarkan minat.
a. Kegiatan awal +
30 menit (klasikal)
- Berbaris, berdoa, salam
- Bercerita tentang pengalaman (3-4 anak) setiap hari dan setiap satu anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut
- Membicarakan tema / sub tema
- Melakukan kegiatan fisik / motorik, dapat dilakukan diluar atau didalam kelas
b. KegiatanInti + 60
menit (individual di Area)
- Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan pada hari itu.
- Area yang dibuka setiap hari minimal 4 – 5 sesuai indikator yang akan dicapai / dikembangkan
- Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan didalam area yang diprogramkan, misalnya :
Area
|
Kegiatan
|
Area Berhitung/ Matematika
|
1. Pemberian
tugas membilang
2. Menyebut
urutan bilangan 1 – 5
|
Area Seni / Motorik
|
Menggambar bebas dengan krayon
|
Area IPA
|
Eksperimen membuat air teh manis
|
Area Balok
|
Menciptakan satu bangunan dari
balok
|
- Anak dibebaskan memilih area mana yang disukai walaupun area itu tidak dibuka sesuai program guru
- Anak dapat pindah sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru
- Apabila anak tidak mau melakukan kegiatan di 4 – 5 area yang diprogramkan, guru diharuskan memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan
- Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminati
- Guru dapat memberikan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah ditentukan
- Guru membagi jumlah anak dikelas ke masing-masing area yang diprogramkan (misal : 4 – 5 Area)
- Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau membahayakan, dan pengamatan langsung, maka jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih maksimal tanpa mengabaikan anak yang ada di area lain.
- Orangtua / keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada waktu kegiatan pembelajaran
- Orangtua / keluarga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.
c. Istirahat (sama dengan
model kelompok)
d. Kegiatan akhir + 30
menit (klasikal)
·
Bertepuk tangan dengan 2 pola (seni)
·
Diskusi tentang kegiatan satu hari
·
Bercerita dari guru
·
Menyanyi, doa, pulang.
e. Penilaian :
Selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap
program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan
indikator dan alat penilaian yang telah ditetapkan .
Catatan
1. Area pasir dan air
diletakkan didekat pintu agar kalau air tumpah atau pasir tercecer mudah
dibersihkan dan tidak tercecer keseluruh ruang
2. Area balok dan area matematika
diletakkan berdekatan agar peralatan di area balok dapat dipinjam dan
dimanfaatkan oleh anak didik di area matematika
3. Tempat pertemuan pagi bisa
diletakkan di tengah jika ruang kelas sedang (tidak luas). Jika ruang kelas
cukup luas pertemuan pagi diletakkan di tepi supaya anak bisa konsentrasi.
4. Area seni, motorik diberi ruang
yang cukup luas agar anak bisa beraktivitas cukup leluasa dalam mengembangkan
motorik halusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar