Sabtu, 25 Juni 2016

KUMPULAN Model-model Pembelajaran PAUD





Belajar sebagai suatu proses, maka ia mempunyai metode yang harus dimiliki. Pembelajaran pada PAUD mempunyai metode seperti layaknya pembelajaran yang umum. Namun dalam perlakukaannya pembelajaran di PAUD berbeda dari segi kondisi perkembangan kognitif sang anak. Metode pembelajaran untuk anak usia dini hendaknya menantang dan menyenangkan, melibatkan unsur bermain, bergerak dan bernyanyi, dan belajar. Beberapa metode yang sering digunakan dalam pembelajaran anak usia dini antara lain:
Circle the Time (Lingkari Kalender): Pembelajarn dihubungkan dengan kalender dan waktu. Guru menandai tanggal-tanggal pada kalender yang terkait dengan berbagai kegiatan hari-hari besar keagamaan dan hari besar nasional. Selanjutnya guru mendesain kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tema-tema dasar sesuai hari tersebut.
Show and Tell (Presentasi dan Cerita): Metode ini digunakan untuk mengungkap kemampuan, perasaan, dan keinginan anak. Setiap hari guru harus menyuruh dua atau tiga anak untuk bercerita apa saja yang ingin diungkapkan. Saat anak bercerita guru dapat melakukan asassmen untuk anak, dan melanjutkan topik yang dibicarakan anak untuk pembelajaran.
Small Project (Proyek Sederhana): Metode ini melatih anak bekerjasama dalam kelompok kecil 3-4 orang, setiap kelompok diberi proyek kecil, misal menemukan berbagai jenis daun dan mengecapnya dengan berbagai warna disehelai manila. Anak-anak dalam satu kelompok menghasilakn satu karya. Begitu pula dengan proyek pengamatan dan percobaan, metode ini dapat melatih anak bekerjasama dan mengembangkan kemampuan sosial.
Big Team (Kerja Kelompok Besar): Metode ini menggunakan kelompok besar, yaitu satu kelas penuh membuat sesuatu, misalnya mendirikan tenda yang besar didalam kelas.
Kunjungan: Anak sangat senang melihat langsung berbagai kenyataan yang ada dimasyarakat melalui kunjungan. Berbagai kegiatan kunjungan seperti ke museum, perpustakaan, pasar, pemadam kebakaran, lapangan, rumah teman, dan lainnya dapat memberikan inspirasi anak untuk mengenal dan mengembangkan cita-citanya (learning to be).
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL KELOMPOK
Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan TK-TK di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak TK yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.

Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian.

Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SUDUT
Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas.

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL AREA
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SENTRA
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain.

Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain.

Pelaksanaan model pembelajaran terakhir ini sekarang masih berada pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh beberapa TK yang diperkirakan memungkinkan, karena model ini membutuhkan persiapan yang cukup matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap.

Masing-masing model pembelajaran memiliki kekurangan dan kelebihan serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan digunakan dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia, serta faktor pendukung lainnya.
A.      Model Pembelajaran
                 Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran meliputi : konsep,  tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/procedure, metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi.
                 Penyusunan model pembelajaran di RA didasarkan pada silabus yang dikembangkan menjadi perencanaan semester, Rencana kegiatan mingguan (RKM), dan Rencana kegiatan harian (RKH). Dengan demikian model pembelajaran merupakan gambaran konkrityang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan Rencana kegiatan harian.
                 Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di Pendidikan Anak Usia Dini, diantaranya adalah Model Pembelajaran Klasikal, Model Pembelajaran Kelompok dengan kegiatan pengaman, Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan, Model Pembelajaran Area, dan Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra. Model-model pembelajaran tersebut pada umumnya menggunakan langkah-langkah yang relative sama dalam sehari, yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan akhir atau penutup.
                 Kegiatan pendahuluan adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan inti, merupakan proses untuk mencapai kemampuan dasar yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan partisipatif. Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan konfirmasi. Kegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk kegiatanya berupa menyimpulkan, umpan balik dan tundak lanjut.

a).  Model Pembelajaran Klasikal
                 Model pembelajaran klasikal adalah pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran ini merupakan model yang paling awal digunakan dipendidikan pra sekolah, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan.

b).  Model Pembelajaran Kelompok
                 Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan RA di Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak RA yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
                 Dalam model pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2-3 kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat tertentu didalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.

c).  Model Pembelajaran Sudut
                 Kegiatan belajar mengajar dengan sudut model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan merupakan pusat kegiatan berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan tema atau sub tema yang dibahas.
d).  Model Pembelajaran Area
Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih atau melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelanjarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan menekankan peda pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran area menggunakan sepuluh area, yaitu : area ibadah/imtak, balok, bahasa, drama, matematika, IPA, music, seni/motorik halus, pasir dan air, membaca dan menulis.
Area belajar pada pembelajaran berdasarkan minat antara lain :
Area Ibadah/Imtak
                 Maket masjid, gambar tata cara shalat, ambar tata cara berwudu, sajadah, mukena, paci, kain sarung, kerudung, buku iqra, kartu huruf hijaiyah, tasbuh, juz ‘amma, Alquran, dan sebagainya yang meliputi alat-alat permainan lima aspek rukun Islam dari syahadah sampai dengan haji.
Area Balok
                 Balok-balok berbagai ukuran dan warna, logo, lotto sejenis, lotto berpasangan, kepingan geometri dan triplek berbagai ukuran dan warna, kotak geometri, kendaraan tiruan (laut, udara dan darat), rambu-rambu lalu lintas, kubus berpola, tusuk gigi, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi, tusuk es krim, bola berbagai ukuran dan warna, dus-dus bekas, dan sebagainya.
Area Berhitung/Matematika
                 Lambang bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, konsep bilangan, kubus permainan, pohon hitung, papan jamur, ukuran panjang pendek, ukuran tebal tipis, tutup botol, pensil, manik-manik, gambar buah-buahan, pnggaris, meteran, buku tulis, puzzle busa (angka), kalender, gambar bilangan, papan pasak, jam, kartu gambar, kartu berpasangan, lembar kerja, dan sebagainya.
Area IPA
                 Macam-macam gambar binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses pertumbuhan tanaman, biji-bijian (jagung, kacang tanah, kacang hiaju, beras), kerang, batu/kerikil, pasir, bunga karang, magnit, mikroskop, kaca pembesar, pipet, tabung ukur, timbangan kue, timbangan sebenarnya, gelas ukuram, gelas pencampur warna, nuansa warna, meteran, penggaris, benda-benda kasar halus (batu, batu-bata, amplas, besi, kayu, kapas, dll), benda-benda pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka, garam, sirup, cabe, dll), berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, ketumbar, kemiri, lengkuas, daun salam, jahe, kunyit, jinten, dll).    
                
Area Musik
Seruling, kastanyet, meracas, organ kecil, tamburin, kerincingan, triangle, gitar kecil, wood block, kulintang, angklung, biola, piano, harmonica, gendang, rebana, dan sebagainya.
Area Bahasa
                 Buku-buku cerita, gambar seni, kartu kategori kata, nama-nama hari, boneka tangan, panggung boneka, papan planel, kartu nama-nama- hari, kartu nama-nama bulan, majalah peserta didik, Koran, macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.

Area Membaca dan Menulis
                 Buku-buku perpustakaan, buku tulis, pensil warna, pensil 2B, kartu huruf, kartu kata, kartu gambar, dan sebagainya.

Area Drama
                 Tempat tidur peserta didik dan boneka, lemari kecil, meja-kursi kecil, meja tamu, boneka-boneka, tempat jemuran, tempat gosokan, setrikaan, baju-baju besar, handuk, bekas make-up, minyak wangi, sisir, kompor-komporan, penggorengan, dandang tiruan, piring, sendok, garpu, gelas, cangkir, teko, keranjang belanja, pisau mainan, ulekan (cobek), mangkok-mangkok, tas-tas, sepatu/sandal, rak sepatu, cermin, mixer, blender, sikat gigi, odol, telepon-teleponan, baju tentara dan polisi, baju dokter-dokteran, dan sebagainya.

Area Pasir/Air
                 Bak pasir/bak air, akuarium kecil, ember kecil, gayung, garpu garuk, botol-botol, plastic, tabung air, cangkir plastic, literan air, corong, sekop kecil, saringan pasir, serokan, cetakan-cetakan pasir/cetakan-cetakan ager berbagai bentuk, penyiram tanaman, dan sebagainya.

Area Seni dan Motorik
                 Meja gambar, meja-kursi peserta duduk, krayon, pensil berwarna, pensil 2B, kapur tulis, arang, buku gambar, kertas lipat, kertas Koran, lem, gunting, kertas warna, kertas kado, kertas bekas, bahan sisa, dan sebagainya.

e).  Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra
                 Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam ‘lingkaran” (circle times)  dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan sbelum dan sesudah bermain.
                 Sentra bermain adalah zona atau area dengan seperangakat sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang, serba seimbang. Sentra yang dibuka setiap harinya disesuaikan dengan jumlah kelompok di setiap RA.
                 Pembelajaran yang berpusat pada sentra dilakukan secara tuntas mulai awal kegiatan sampai akhir dan focus oleh satu kelompok usia RA dalam satu sentra kegiatan. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermainyaitu bermain sensorimonitor atau fungsional, bermain peran dan bermain konstruktif (membangun pemikiran anak).
                 Bermain sensorimonitor adalah menangkap rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan sebagai gerakan sebagai reaksinya. Anak RA belajar melalui panca inderanya dan melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar air, meremas kertas bekas, menggunting dan lain-lain. Bermain peran terdiri dari bermain makro (besar) bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik), pura-pura, fantasi, imajinasi, atau bermain drama. Anak bermain dengan benda untuk membantu menghadirkan konsep yang telah dimilikinya.
                 Bermain konstruktif menunjukkan kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi sebuah karya nyata. Ada dua jenis bermain konstrusi, yaitu bermain konstruksi sifat cair (air, pasir, spidol, dll) dan bermain konstruksi terstruktur (balok-balok, lego, dll).

Sentra bermain terdiri dari :
1).  Sentra Bahan Alam dan Sains
                        Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, bata, biji-bijian, dan lain-lain. Alat yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain. Sentra ini memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolahtangan dan menstimulasi system kerja otak anak.

2).  Sentra Block
                        Sentra block berisi berbagai macam block dalam berbagai bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Disini anak belajar banyak  hal dengan cara menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.

3).  Sentra Seni
                        Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir, lilin, kain, daun, potong-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi anak untuk memperluas pengalaman dalam mewujudkan ide, gagasan dan pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil karya) melalui metode proyek.

4).  Sentra Bermain Peran
                         Sentra bermain peran terdiri dari : sentra bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan dan sebagainya. Sentra bermain peran merupakan wujud dari kehidupan nyata yang dimainkan anak, membantu anak memahami dunia mereka dengan memainkan berbagai macam peran. Pemilihan berbagai macam benda untuk bermain peran tergantung dari minat anak pada saat itu. Misal, Tema “Keluarga” dengan alat-alat yang dibutuhkan peralatan dapur dan lain-lain.

5).  Sentra Persiapan
                        Bahan yang ada pada sentra ini adalah buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan menyimak, bercakapan persiapan menulis serta beehitung. Kegiatan yang dilaksanakan adalah persiapan membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar ketrampilan social (berbagi, bernegosiasi dan memecahkan masalah).

6).  Sentra Agama
                        Bahan-bahan yang dipersiapkan adalah berbagai maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Agama merupakan suatu konsep yang abstrak yang perlu diterjemahkan menjadi aktivitas yang konkrit bagi anak.

7).  Sentra Musik
                        Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik, misalnya botol beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol, triangle, dan lain-lain. Sentra music memfasilitasi anak untuk memperluas pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang irama, birama(ketukan), dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
                        Dalam mengoptimalkan perkembangan anak disentra yang perlu diperhatikan adalah densitas dan intensitas. Densitas berkaitan dengan keragaman kegiatan yang disediakan, sedangkan intensitas berkaitan dengan waktu yang diperlukan.
                        Untuk membangun konsep dan memberikan gagasan pada peserta didik dalam model pembelajaran sentra, guru memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi.
                        Ada empat jenis pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan selama bermain, dan pijakan setelah bermain.
1.       Pijakan lingkungan bermain dilakukan dengan menata alat dan bahan bermain yang akan digunakan sesuai rencana dan jadwal kegiatan yang telah disusun untuk  memberikan gagasan kepada anak agar dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal.
2.       Pijakan sebelum bermain merupakan kegiatan awal dimana guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan bermain di sentra.
3.       Pijakan selama bermain adalah dukungan yang diberikan guru secara individual kepada anak sesuai kebutuhan dan tahap perkembangan, untuk meningkatkan pada tahap perkembangan selanjutnya.
4.       Pijakan pengalaman setelah bermain merupakan kegiatan dimana guru memperkuat konsep yang telah dipeoleh anak selama bermain.




3. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN SUDUT KEGIATAN
Model pembelajaran ini menyediakan sudut-sudut kegiatan yang menjadi pusat kegiatan pembelajaran berdasarkan minat anak. Alat-alat yang disediakan harus bervariasi mengingat minat anak yang beragam. Alat-alat tersebut juga harus sering diganti disesuaikan dengan tema dan subtema yang dibahas. Adapun strategi yang dapat dilakukan dalam mengembangkan model pembelajaran berdasarkat sudut kegiatan ini adalah sebagai berikut :
a. Pengelolaan Kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada model pembelajaran berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan adalah :
·  Pengaturan alat bermain dan perabot ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya ruangan, disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khusunya pada sudut-sudut kegiatan.
·   Sumber belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang dipapan atau dinding ruangan. Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai portofolio.
· Setelah digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti kemadirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali peralatan dan sebagainya.
b. Langkah-langkah Kegiatan
1)  Kegiatan Awal (± 30 menit).
Kegiatan yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdo`a, mengucapkan salam, membicarakan tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan kegiatan fisik/motorik.
2)  Kegiatan Inti ((± 60 menit) secara individual disudut-sudut kegiatan.
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru bersama anak membicarakan tugas-tugas yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan disetiap sudut kegiatan yang diprogramkan. Sudut yang dibuka setiap hari di sesuaikan dengan indicator yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang disukai sesuai dengan minatnya. Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru.
3) Istirahat/Makan ((± 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci tangan, berdo`a sebelu dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis makanan, menumbuhkan rasa sosial dan kerjasama, membereskan dan merapikan alat-alat makan dan sebagainya.
4) Kegiatan Akhir ((± 30 menit)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita, bernyanyi, gotong royong membersihkan kelas, diskusi kegiatan sehariyang telah dilakukan, informasi kegiatan esok hari, berdo`a, dan mengucapkan salam.
c.  Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yaitu selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatan sebagai dasar bagi keperluan penialian.
4. MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN AREA(MINAT)
Model ini pada dasarnya hampir sama dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan. Model ini lebih memberi kesempatan kepada anak didik untuk memilih kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya. Kecuali itu juga menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
Model ini merupakan pendekatan yang sangat efektif yang dikembangkan dalam pembelajaran secara individu. Pendekatan ini sangat membantu anak dalam mengumpulkan benda-benda yang telah disusun disekitar satu atau lebih dimana anak dapat berinteraksi dengan media tersebut. Dengan demikian kemampuan anak dalam belajar lebih optimal, anak lebih sibuk bergerak melakukan atau aktif belajar yang telah dipilihnya. Dengan system area ini pengalaman belajar anak lebih banyak dan anak lebih kreatif.
Mengapa menggunakan “ Sistem Area “?
     Setiap anak yang dilahirkan adalah unik dan punya banyak perbedaan, satu dengan yang lain tidak akan sama. Oleh karenanya muncullah pendekatan pembelajaran dengan menggunakan system area sebagai antisipasi terhadap perbedaan cara belajar, motivasi, kemampuan dan minat anak. Sehingga anak dapat membuat kesimpulan sendiri dari setiap hal yang dipelajarinya.
     Sistem Area ini menuntut guru lebih kreatif dalam memilih kegiatan dan mengkonstruksi area yang atraktif. Guru adalah fasilitator, anak yang kurang mampu harus dimotivasi dan yang lebih diberi kegiatan yang lebih memacu semangat belajar. Ada beberapa kegiatan yang bisa dipilih anak untuk area ini :
1.Permainan dalam bentuk board.
2. Kartu perintah
3. Permainan kartu
4. Benda-benda tiruan
5.Tape dan rekaman
6.Aktivitas seni (panggung boneka)
7. Puzlle
Macam – macam “ Area “ :
1. Area Pasir dan Air
2. Area Drama
3. Area Membaca dan Menulis
4. Area Bahasa
5. Area IPA / Sains
6. Area Musik
7. Area Agama / Ibadah
8. Area Balok
9. Area Matematika
10. Area Seni, Motorik Halus.
Langkah-langkah menyusun kegiatan model pembelajaran berdasarkan minat.
a.    Kegiatan awal + 30 menit (klasikal)
  • Berbaris, berdoa, salam
  • Bercerita tentang pengalaman (3-4 anak) setiap hari dan setiap satu anak bercerita, 3 atau 4 anak bertanya tentang cerita anak tersebut
  • Membicarakan tema / sub tema
  • Melakukan kegiatan fisik / motorik, dapat dilakukan diluar atau didalam kelas
b.  KegiatanInti + 60 menit (individual di Area)
  • Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru membicarakan tugas-tugas di area yang diprogramkan pada hari itu.
  • Area yang dibuka setiap hari minimal 4 – 5 sesuai indikator yang akan dicapai / dikembangkan
  • Guru menjelaskan kegiatan-kegiatan didalam area yang diprogramkan, misalnya :
Area
Kegiatan
Area Berhitung/ Matematika
1.    Pemberian tugas membilang
2.    Menyebut urutan bilangan 1 – 5
Area Seni / Motorik
Menggambar bebas dengan krayon
Area  IPA
Eksperimen membuat air teh manis
Area Balok
Menciptakan satu bangunan dari balok
  • Anak dibebaskan memilih area mana yang disukai walaupun area itu tidak dibuka sesuai program guru
  • Anak dapat pindah sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan oleh guru
  • Apabila anak tidak mau melakukan kegiatan di 4 – 5 area yang diprogramkan, guru diharuskan memotivasi anak tersebut agar mau melakukan kegiatan
  • Guru  dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang sedang diminati
  • Guru dapat memberikan penilaian dengan memakai alat penilaian yang telah ditentukan
  • Guru membagi jumlah anak dikelas ke masing-masing area yang diprogramkan (misal : 4 – 5 Area)
  • Bagi kegiatan yang memerlukan pemahaman atau membahayakan, dan pengamatan langsung, maka jumlah anak dibatasi agar guru dapat memperhatikan lebih mendalam proses dan hasil yang dicapai dapat lebih maksimal tanpa mengabaikan anak yang ada di area lain.
  • Orangtua / keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada waktu kegiatan pembelajaran
  • Orangtua / keluarga dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak.
c.  Istirahat (sama dengan model kelompok)
d.  Kegiatan akhir + 30 menit (klasikal)
·       Bertepuk tangan dengan 2 pola (seni)
·       Diskusi tentang kegiatan satu hari
·       Bercerita dari guru
·        Menyanyi, doa, pulang.
e. Penilaian :
Selama kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta didik sesuai dengan indikator dan alat penilaian yang telah ditetapkan .
Catatan
1.  Area pasir dan air diletakkan didekat pintu agar kalau air tumpah atau pasir tercecer mudah dibersihkan dan tidak tercecer keseluruh ruang
2. Area balok dan area matematika diletakkan berdekatan agar peralatan di area balok dapat dipinjam dan dimanfaatkan oleh anak didik di area matematika
3. Tempat pertemuan pagi bisa diletakkan di tengah jika ruang kelas sedang (tidak luas). Jika ruang kelas cukup luas pertemuan pagi diletakkan di tepi supaya anak bisa konsentrasi.
4. Area seni, motorik diberi ruang yang cukup luas agar anak bisa beraktivitas cukup leluasa dalam mengembangkan motorik halusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar